Selama sebulan lebih berharap cemas, penantian saya akhirnya terbayar penuh dengan dipublikasikannya tulisan pengalaman travel saya. Awalnya saya sempat mengira kalau tulisan saya gagal dimuat di rubrik BackPacker. Sudah sebulanan lebih saya cek berulang-ulang e-paper-nya tiap minggu, namun tak ada kabarnya. Saya email lagi artikel ini ke redaksinya. Maksud saya mungkin pemakaian bahasanya yang tidak sesuai dengan gaya bahasa Harian Pikiran Rakyat. Atau mungkin juga redaksinya secara nggak sengaja melewatkan tulisan saya dan nggak terbaca. Dan ternyata muncul juga akhirnya.Tidak seperti air terjun atau curug lainnya. Air terjun yang terletak masih satu lokasi dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini menyajikan pengalaman bertualang yang berbeda. Sepanjang perjalanan trekking untuk menuju lokasi air terjun utamanya juga sangat seru. Keindahannya memang sangat unik sehingga mengundang para fotografer untuk mengabadikan momen yang dipersembahkan oleh alam ini. Lebih lengkapnya, silakan baca di koran Pikiran Rakyat edisi Minggu 27 Oktober 2013 lalu.Kalian juga berminat mengirim tulisan jalan-jalan sama seperti Makan Angin? Coba saja kirimkan pengalaman seru kalian ke rubrik BackPacker yang tayang tiap hari Minggu di koran Pikiran Rakyat. Caranya kirim via email ke yudiawan@gmail.com. Perlu diingat pula bahwa tulisan diketik di MS Word dan bukan diketik di badan email. Jumlah karakternya juga tidak terlalu banyak. Sekitar 5500 karakter saja (karakter bukan kata, karakter = huruf). Sertakan sejumlah foto sekitar 5 buah dengan resolusi medium/high. Ukuran per foto minimal 500 KB. Ingat! kalau mengirim tulisan travel, foto dipisah dari file naskah, ya...Honor katanya sekitar Rp 400 - 500 ribu dan ditransfer ke rekening penulis jika tulisannya berhasil dimuat. Lumayan, lah... Tulisannya, kan pendek ini..."Leave nothing but footprints. Take nothing but pictures. Kill nothing but time" |
Rubrik BackPacker Pikiran Rakyat, Minggu 27 Oktober 2013 |